Kamis, 31 Mei 2012

Surat Merah Jambu (1)...

Dear future husband..
Apa kabarnya iman-mu hari ini?.. Sudahkah di setiap hari-mu diawali dengan rasa syukur karena dapat menatap kembali fananya hidup ini?.. Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?..

Dear future husband..
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya?..
Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa. Agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingi-mu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi.
Kadang aku sering bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku. Bagian terapuh di diriku. Tapi kini aku tahu jawabannya. Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya. Ujian demi ujian InsyaAllah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga ketika kelak kita dipersatukan, kau bangga telah memilikiku dihatimu..

Dear future husband..
Aku yakin Allah mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin kini Dia tengah melatihmu menjadi calon imam yang tangguh, hingga aku-pun bangga memilikimu kelak.
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesetiaan, kesabaran, dan tanggung jawab. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang akan kau dapati. Aku memang tidak sepandai Aisyah istri sang Nabi, atau istri-istri Rasulullah lainnya, yang sangat pandai pada zamannya. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, suamiku kelak.
Aku ini juga pencemburu berat. Tapi bila Allah dan Rasulullah yang lebih kau cintai dari pada aku, demi Allah aku rela.

Dear future husband..
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan ibuku, tak lain doa-ku agar menjadi anak yang solehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat. Tapi nanti, setelah menjadi isterimu. Aku berharap menjadi pendamping yang solehah, agar kelak di Surga cukup aku yang menjadi bidadarimu.. Biiznillah.. InsyaAllah..
Dan apabila nantinya hanyalah sebuah gubuk yang menjadi perahu pernikahan kita, maka tak akan kunamai dengan "Gubuk Derita". Karena disanalah markas dakwah kita kelak, dan akan menjadi indah bila kita hiasi dengan cinta dan kasih atas nama Allah. Ketika kelak telah lahir malaikat-malaikat mungil dari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, dan yang paling utama dengan menanamkan pada diri dan hati mereka tentang ketaatan kepada Allah..
kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. meski bukan seorang muslimah yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak. Ku harap kau pun juga begitu.

Inilah sekilas harapan yang ku-ukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Tapi itulah yang kini kuhadapi. Kelak, saat kita telah bersama. Maka disitulah kau akan memahami diriku yang sebenarnya, sama halnya dengan diriku yang juga akan belajar untuk memahamimu..

Doa-ku selalu agar Allah memudahkan jalanmu untuk menjemputku sebagai bidadarimu di dunia. Semoga Allah selalu menjagamu sampai nanti Dia mempersembahkan dirimu seutuhnya untukku.. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar